Saturday, July 9, 2011

Kisah TKI Dipaksa Jadi Budak Nafsu Majikan

Di lantai tiga sebuah apartemen di Kota Hawali, Kuwait, pembantu rumah tangga Imas Tati (22) terpentang, terbaring telanjang di ruang tamu. Kedua tangan dan kakinya diikat pada kaki-kaki kursi. Majikannya, seorang pria berusia 30 yang ia panggil Baba, memandangi tubuh Imas dengan nanar. Tangan Baba menyentuh Imas.

”Ya Allah, Ya Rabbi,” bisik Imas dalam hati. Matanya berkaca-kaca. Tak berapa lama, air matanya tak terbendung lagi, mengairi pelipisnya. Ia terus menderas asma suci Allah dalam hati. Tangan dan kakinya terus meronta, menolak disentuh. Tapi Baba tambah bernafsu. Ia bukan hanya menyentuh, tetapi memukuli Imas.

Baca selengkapnya .......

Sebenarnya kalau pemerintah mau mengontrol dan bertanggung jawab, rasanya kok tidak susah ya ....
saya yakin tidak akan ada lagi TKI yang tidak dapat gaji apalagi jadi pelampiasan nafsu sang majikan.

Beberapa langkah yang bisa ditempuh:
  1. Setiap perusahaan penyalur TKI ke luar negeri harus mempunyai kantor cabang di daerah tujuan lengkap dengan pegawainya.
  2. Setiap Peerusahaan penyalur harus mendata dan bertanggung jawab dengan keselamatan TKI yang disalurkannya
  3. Untuk menjaga kontak dengan TKI dalam jangka waktu tertentu, jangan terlalu lama, dan paling lama sekali tiga bulan, para TKI harus melaporkan diri ke perusahaan dan untuk TKI yang tugasnya jauh dari kantor perusahaan maka perusahaan berkewajiban proaktif untuk melakukan kunjungan ketempat TKI bekerja.
  4. TKI menerima gaji dari perusahaan yang bersangkutan bukan langsung dari majikan
  5. Majikan membayarkan gaji bulanan kepada Perusahaan penyalur dan Perusahaan penyalur yang membayarkan kepada TKI
Rasa-rasanya kalau cara ini dijalankan, maka kekerasan kepada TKI bisa ditekan dan TKI mendapat perlindungan penuh.

Apakah para pemikir di atas tidak pernah berpikir seperti ini karena mereka kebiasaan berpikir kelewat tinggi??

Please give  your comment here.
Thanks

2 comments:

  1. Para TKI ga terpikir ada kejadian seperti ini, biasanya yg ada dlm angan2nya jadi TKI gajinya besar.....

    ReplyDelete
  2. kita juga tidak bisa menyalahkan angan2 mereka karena umumnya para TKI memilih pilihan tersebut karena tuntutan ekonomi. cari kerja dinegeri sendiri sudah tidak bisa, apa boleh buat terpaksa cari kerja ke negeri orang walaupun harus berpisah dengan keluarga dan terkadang harus berhadapan dengan hal seperti di atas.

    ReplyDelete